Home

RELAWAN PMR SMA N 1 MALINGPING

JIWA MUDA PARA RELAWAN PMR SMA N 1 MALINGPING

Korban Banjir di Desa Cipedang, Wanasalam, Lebak-Banten

 

Wanasalam – Tanggal 16 Januari 2012 dan tanggal 17 Januari 2012 PMR WIRA SMA N 1 Malingping bersama Teman-teman Paguyuban Masyarakat Banten Selatan (PMBS) yang diketuai oleh Mohamad Iyos Rosyid meninjau lokasi tempat banjir, di Desa Cipedang, Kecamatan Wanasalam. PMR WIRA SMA N 1 Malingping 2011-2012 yang diketuai oleh  Ririn Hermaliyani bersama teman-teman PMBS ikut membantu para korban baik secara materil, maupun moril (tenaga). Ikna Wijaya yang merupakan Sekretaris PMR WIRA SMA N 1 Malingping 2011-2012 sekaligus penggerak teman-teman SMA N 1 Malingping ikut menggalang dana kepada SMA N 1 Malingping demi membantu para korban di Desa Cipedang Wanasalam. Desa Cipedang merupakan desa yang mayoritas penduduknya sangat miskin, hal itu dilihat dari indikator rumah yang mereka tempati. Rumah mereka terbuat dari bilik atau bambu disekeliling dinding rumah mereka. Atapnya rumah mereka disebut dengan sebutan lokal yaitu hateup yang artinya terbuat dari daun kelapa.

            Pada tanggal 16 Januari 2012, Andika Hazrumi DPD RI 2009-2014 bersama teman-teman Tagana, PMI, PMBS, PMR WIRA SMA N 1 Malingping, Camat Wanasalam, Kepala Desa Cipedang (Kanan) dan Jajaran pejabat pemerintah lokal ikut meninjau lokasi setempat serta membantu para korban yang masih terjebak banjir. Selain itu juga, mereka mengadakan dialog bersama warga terhadap musibah ini dan pemerintah akan segera memperbaiki jembatan yang rusak akibat diterjang arus banjir. Kunjungan tersebut sedikit mengobati penderitaan rakyat yang semakin sedih dan sengsara ketika rumah, perabotan dan ternak mereka ikut hanyut dibawa oleh banjir. Untuk mengobati dari sekian banyak penderitaan yang dirasakan oleh masyarakat Cipedang, Wanasalam, mereka melakukan foto bersama dalam mengabadikannya. Terlihat anak-anak generasi bangsa terlihat sangat sedih, ketika banjir meredam rumah mereka, karena curah hujan yang terlalu tinggi dari sebelumnya.

             Musibah ini merupakan banjir yang paling parah selama tiga tahun terakhir yang menjadi korban yaitu Desa Cipedang 17 RT, 3 RW, 8 Kampung diantaranya Kp Sukamaju, Kp Pakbar, Kp Lio, Kp Sinarbakti, Kp Sindangsari, Kp Cipedang, Kp Cipedang Sebrang, dan Kp Pasirkole. Berdasarkan pernyataan warga setempat musibah ini sudah menjadi banjir musiman, namun tanggapan pemerintah setempat sangat lambat, bahkan jembatan yang menjadi akses penghubung, belum pernah diperbaiki sebelumnya. Warga Kp Cipedang mayoritas keluarga yang miskin, banyak ditemui rumah-rumah warga yang masih terbuat dari bilik warga. Andika Hazrumi menghimbau untuk para korban bersabar dalam musibah ini, selain itu ia telah mengirimkan Tagana diberbagai lokasi titik banjir. Andika Hazrumipun mengatakan akan mengkordinasi dengan pemerintah lokal setempat untuk menormalisasi sungai ini agar tidak terjadi banjir musiman lagi. Ia juga menuturkan akan meninjau dan menindaklanjuti pembangunan pasca banjir ini, agar tidak terjadi penyimpangan dari berbagai bidang.

             Manusia seharusnya bertanya, mengapa banjir bisa datang dan menerjang rumah mereka? Apakah mereka tidak peka terhadap alam sekitarnya? Banyak indikator-indikator yang menyebabkan banjir menghantam Desa CIpedang, dan Lebak pada bulan Januari 2012. Mulai dari pendangkalan sungai, hingga masalah penebangan pohon diareal sungai yang berlebih, dan masalah penggalian pasir diareal sungai, serta keacuhan masyarakat dalam menjaga lingkungan. Alam dan lingkungan kita merupakan sahabat kita yang harus kita jaga guna kelestarian kehidupan kita dan cucu-cucu kita di masa yang akan datang.

           Untuk saat ini bantuan sudah datang dari berbagai elemen masyarakat termasuk dari berbagai partai juga. Masyarakatpun merasa senang dengan bantuan tersebut. Namun yang perlu diperhatikan kedepannya adalah pembagian korban banjir yang merata oleh aparat kepala desa dan aparat pemerintah setempat. Bahkan bantuan yang diberikan harus menyentuh secara bottom up (ke bawah) / dirasakan oleh rakyat yang terkena musibah. Bahkan pengawasan dari tingkat desa pun perlu terutama dalam perbaikan normalisasi jembatan agar tidak menyimpang pada indikasi-indikasi korupsi. Selain itu juga, program kesehatan yang diberikan pemerintah harus lebih menyentuh kepada masyarakat miskin. Realita masyarakat di Desa Cipedang tergolong miskin dan perlu bantuan pemberdayaan, agar masyarakat mampu bangkit dari musibah ini, dan hidup menjadi lebih baik.

             Hal yang menjadi pelajaran paling penting untuk kita semua yaitu rasa kepekaan dan rasa sesama antara manusia. Relawan PMR WIRA SMA N 1 Malingping yang notabene di dominasi oleh anak-anak muda, mengajarkan kepada kita semua untuk berperilaku saling tolong menolong, dan mengingatkan kepada kita semua dalam menghidupkan budaya timur. Pelajar yang memiliki jiwa-jiwa energik, tangguh, dan tanpa pamrih selalu melakukan hal-hal yang menginspirasi untuk berbuat sesama dalam menumbuhkan kepedulian bagi lingkungan sekitar kita. Lantas apakah para pengusaha, orang tua, atau pejabat pemerintah akan melakukan hal yang sama ketika lingkungan sekitar kita mengalami musibah? Apakah dari sekian banyak stakeholders akan melakukan sikap kegotong royongan yang sudah mulai terpendam di bangsa ini? Hal itu tergantung dari kepekaan kita untuk saling menjaga dan menyayangi lingkungan kita. (MIR/Jan/2012)

3 Comments (+add yours?)

  1. Eka Daud
    May 04, 2012 @ 16:46:23

    Relawan terus dan semakin terus tumbuh guna kebaikan bangsa ini.

    Reply

  2. Hikmah
    May 04, 2012 @ 16:49:46

    Jiwa relawan semakin berkobar untuk kesejahteraan bangsa ini.

    Reply

  3. asas1234
    Aug 21, 2013 @ 22:06:28

    hm ini kp halaman ku,

    Reply

Leave a reply to asas1234 Cancel reply