MENUMBUHKAN HARAPAN BARU PADA PEMERINTAHAN MENJELANG PEMILU 2014

Oleh:

Mohamad Iyos Rosyid, S.KPm (Pendiri PMBS)

Mohamad Iyos Rosyid, S.KPm
(Pendiri PMBS dan Aktivis Community Development Lebak Selatan)

Mohamad Iyos Rosyid, S.KPm

(Aktivis Community Development Lebak Selatan)

          Demokrasi semakin terpuruk di negeri ini, pemberitaan-pemberitaan negatif tiap hari selalu terdengar di televisi. Masyarakatpun sudah tidak peduli dengan wakil-wakil rakyatnya yang tiap hari terlibat korupsi. Oknum wakil rakyat yang terlibat korupsi mencoreng semua nama baik orang-orang yang duduk di kursi rakyat. Legislatif, eksekutif, dan yudikatif semua tercoreng namanya gara-gara oknum yang terlibat korupsi. Lantas siapa lagi yang mesti kita percaya?

        Rupanya rasa ketidakpercayaan sudah tertanam di para pemuda, para pemuda sudah tidak peduli lagi kepada para pemimpinnya. Bahkan mereka sudah menganggap pemilu hanya menghabis-habiskan uang negara. Antusias para pemuda dalam memilih pemimpinnya terbukti pada PSU (Pemungutan Suara Ulang) Kabupaten Lebak tahun 2013 yang dilaksanakan pada tanggal 14 November 2014 sangatlah rendah. Para pemuda lebih senang mencari pekerjaan dari pada ikut serta memilih dan datang ke TPS (Tempat Pemungutan Suara).

          Ketika ditanya terkait harapan pemilu kepada masyarakat menjelang tahun 2014 dalam pesta demokrasi yang berlangsung di negara Indonesia. Mereka lebih menjawab masa bodoh dan tidak peduli. Wakil rakyat yang mereka dukung sebelumnya telah mencoreng kepercayaan mereka, sehingga banyak wakil rakyat dukungan mereka terlibat korupsi. Bukan saja wakil rakyat dukungan masyarakat, melainkan para pemimpinya pun banyak terlibat korupsi, hingga masalah dinasti dan memperkaya diri sendiri sampai rekening gendut ikut tersoroti oleh KPK.

          Inilah realita demokrasi yang terjadi di negeri ini, biaya politik yang sangat mahal membuat mereka terjebak oleh sistem sehingga mereka melakukan segala cara untuk mengembalikan modal mereka. Pada kenyataannya rakyat yang selalu menjadi korban dengan sistem yang seperti ini. Hilangnya kepercayaan pada rakyat membuat nilai-nilai demokrasi semakin tercoreng dan bahkan mati suri.

          Ketidakpercayaan yang dirasakan oleh rakyat membuat para wakil rakyat mencari strategi untuk mengembalikan kepercayaan kepada wakil rakyatnya. Hingga mensosialisasikan dimulai dari diri sendiri hingga untuk mengembalikan citra yang bersih dan jujur yang dapat dipercaya lagi oleh rakyat. Mulai dari pemimpin hingga wakil rakyatnya semuanya melakukan strategi di mulai dari pendekatan dengan mereka, blusukan bersama ke kampung-kampung, bergotong royong bersama, membuat dan melaksanakan program bersama, semuanya itu dilakukan untuk mengembalikan kepercayaan kepada rakyat yang sudah terlanjur tersakiti oleh kelakuan para oknum-oknum wakil rakyatnya.

*)

          Para wakil rakyat yang tergabung dalam satu partaipun harus saling bersaing untuk memperebutkan kursi wakil rakyat baik di tingkat DPRD Kabupaten, DPRD Provinsi, sampai ke DPR RI. Apalagi para wakil rakyat harus bersaing juga dengan partai-partai lainnya. Semuanya menampilkan orang-orang terbaik dan orang-orang yang terpilih untuk menempati nomor urut yang bagus dalam mendongkrak popularitas partai untuk memperebutkan kursi di DPR, hingga menunjukkan kekuatan untuk memenangkan pemilihan presiden di tahun 2014.

          Ahli strategi perang Cina bernama Sun Tzu (400-320 SM) mengatakan bahwa dalam 100 petempuran kita akan selalu menang, jika mereka yang mengenal pihak lain (musuh) dan mengenal dirinya sendiri, tidak akan dikalahkan dalam 100 pertempuran. Ia yang tidak mengenal pihak lain (musuh) tetapi mengenal dirinya sendiri memiliki peluang yang seimbang untuk menang atau kalah. Namun mereka yang tidak mengenal pihak lain (musuh) dan tidak mengenal dirinya sendiri, cenderung kalah dalam setiap pertempuran.

            Semua peserta pemilu yang bertarung harus memiliki strategi dan teknik-teknik tersendiri untuk saling memenangkan dan duduk dikursi yang mereka impikan. Tugas berat mereka adalah mengembalikan kepercayaan rakyat untuk memajukan daerah dan tidak terlibat korupsi selama mereka menjabat.  Begitu kata bijak yang selalu dikatakan Sun Tzu (400-320 SM) Kenalilah musuhmu, kenali dirimu sendiri, maka kau bisa berjuang dalam 100 pertempuran tanpa resiko kalah. Kenali bumi, kenali langit, dan kemenanganmu akan menjadi lengkap.

*)

          Kata orang-orang bahwa bermain politik itu seperti bermain “panjat pinang”, dalam satu partai saja, mereka harus bermain dan saling menginjak satu sama lain. Ditambah lagi mereka harus bersaing dengan lawan lainnya. Semua mereka lakukan untuk memenangkan. Orang yang ikut serta dalam petarungan Pemilu 2014 sudah memperhitungkan matang-matang resiko yang mereka hadapi. Di lain pihak karakteristik masyarakat saat ini tidak dipungkiri lagi lebih menyukai politik transaksional. Apalagi segmentasi orang-orang kabupaten atau desa terutama di Kabupaten Lebak adalah mayoritas masyarakat kalangan menengah ke bawah. Mereka masih berkutat dengan urusan perut. Selagi urusan perut belum bisa teratasi, maka sampai kapanpun politik transaksional masih bisa terpakai oleh orang lain.

*)

          Dimata demokrasi bahwa semua orang mempunyai hak sama, seorang profesor sama suaranya dengan seorang petani. Setiap orang memiliki hak demokrasi yang sama, satu orang satu suara tanpa melihat status sosial mereka dan stratifikasi mereka. Suara yang mereka tentukan dapat membawa perubahan pada masa depan. Harapan dalam berdemokrasi dalam menentukan perubahan dimasa depan tentunya masih ada. Apalagi suara rakyat suara yang dapat menentukan perubahan. Suara rakyat merupakan suara yang dapat menentukan arah kebijakan dan menentukan pilihan pemimpin dan wakil-wakilnya untuk terus berjuang menyuarakan aspirasi rakyat.

Hal yang harus diantisipasi menjelang pemilu 2014 yaitu kecurangan suara. Kecurangan suara bisa terjadi di TPS (Tempat Pemungutan Suara). Kecurangan tersebut bisa saja melalui penambahan suara maupun pengurangan suara kepada calon tertentu. KPU (Komisi Pemilihan Umum) harus selektif menentukan orang-orang yang terlibat  di PPS (Panitian Pemungutan Suara). Pihak PPS harus yang berkompeten di bidangnya dan tidak terlibat sebagai salah satu pendukung peserta petarung pemilu 2014.

          Kita sebagai pemilih harus lebih cerdas jangan terjebak dengan politik uang. Kenalilah calon wakil rakyat kita dan para pemimpin kita dengan visi dan misi nya serta program kerja yang nantinya akan mereka lakukan. Bukan karena uangnya melainkan kemampuan para calon dalam membela dan memperjuangkan hak-hak rakyat. Waspadai para calon yang menggunakan politik uang. Saat pihak calon melakukan praktek politik transaksional maka harus kita waspadai dan hati-hati bisa saja nantinya calon tersebut setelah menjabat akan menjadi binih korupsi dimasa depan.

          Harapan yang semuanya inginkan yaitu para pemimpin dan wakil rakyat yang berkualitas, kompeten, jujur, tegas, dan berani yang bisa mewakili rakyatnya dalam memperjuangkan ke arah yang lebih baik terutama pada kesejahteraan rakyat dan kedaulatan ekonomi. Pemimpin dan wakil rakyat sudah seharusnya blusukan dan turun ke kampung-kampung, mendengarkan keinginan masyarakat, mendengarkan curhatan mereka dan menampung keluh-kesah mereka. Cara seperti itu mampu merebut kepercayaan rakyat kepada para pemimpin dan wakilnya dalam memperjuangkan mereka.

          Pesta demokrasi harus berjalan dengan baik tanpa ada kecurangan dari pihak lawan politik. Politik yang harus diperlihatkan oleh negeri ini adalah rasa kebersatuan bukan perpecahan yang membuat rakyat terkotak-kotak dengan kondisi politik. Politik yang harus dikedepankan dimasa depan adalah politik yang berdaulat untuk memajukan bangsa ini, menjadi bangsa yang besar, bermartabat, dan bangsa yang terhormat.

        Kita juga sebagai pemilih harus menolak politik transaksional, menghilangkan kebiasaan lama dan melihat kualitas para pemimpin dan wakil-wakil kita yang berkualitas. Jika politik transaksional dihilangkan maka niscaya cost politikpun akan sangat rendah. Disinilah demokrasi harus ditegakkan, suara rakyat suara yang menentukan. Suara yang membawa perubahan untuk bangsa dan negara ini. Suara yang mempersatukan negeri ini untuk lebih maju dan bermartabat. Catatan sejarah masa lalu harus dijadikan pelajaran yang berharga dalam memaknai sebuah demokrasi. Maka, masa depan ada ditangan generasi muda untuk mewujudkan harapan demokrasi yang bersih, jujur, dan berkualitas guna mewujudkan para pemimpin yang berkualitas dan amanah. Hal itulah yang kita cita-citakan di pemilu 2014 ini.