KEJITUAN SANG KOMUNIKASI

Oleh    :

Mohamad Iyos Rosyid

Komunikasi mempunyai manfaat yang luar biasa yang dapat kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Perlu kalian ketahui, setajam-tajamnya pisau bahkan pedang ketika menembus kepada badan kita tidak akan terasa sakit, sehebat-hebatnya pistol yang kalian tembakan tidak akan melukai hati dan perasaan kita ketika ditembakan. Tetapi yang paling tajam dan paling melukai kita adalah Sebuah Lidah. Lidah dapat membunuh orang lain, Lidah dapat membahagiakan orang lain, bahkan Lidah dapat menumbuhkan cinta kepada orang lain. Itulah yang penulis namakan kejituan Komunikasi.

Pada dasarnya orang lain dapat membenci, mencintai, menghormati, menghargai, bahkan menyayangi, itu karena proses komunikasi kita. Kisah nyata yang saya hadapi ketika pada tanggal 24 November 2010, tepatnya hari rabu ± 16.00 wib. Saya dan teman saya mau berangkat pulang dan mau mengembalikan buku keperpustakaan, tetapi tiba-tiba “step” belakang motor saya menyenggol atau menekan motor orang lain yang berada didekat motor saya dekat serokan (saluran air) parkiran Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat. Akhirnya saya menjatuhkan motor tersebut sampai masuk kedalam serokan. Motor yang masih baru tersebut, hancur dan lecet-lecet, kaca spion depan patah, dsb. Satpam pun datang menemui sumber suara tersebut dan menyita SIM saya. Saya rasa motor tersebut milik mahasiswa, dan saya rasa pulangnya pasti jam 17.00 wib, makanya saya keperpustakaan untuk mengembalikan buku dan pada jam 16.30 wib saya keparkiran SKPM untuk menjelaskan perkaranya. Tetapi korban sudah tidak ada ditempat, dan sang satpam mengasihkan SIM tersebut kepada korban, tanpa ingin merasa disalahkan terlebih dahulu dari pihak korban dan institusi IPB. Selang dua hari kemudian, setelah melalui berbagai proses, akhirnya saya mendapatkan nomor HP korban dan akan menemui ditempat kerjanya yaitu di JNE cabang Bogor dekat toko buku IPB. Dengan proses komunikasi yang saya kuasai, strategi pun saya terapkan karena ingin mendapatkan SIM tanpa ganti rugi sebelumnya. Akhirnya setelah beberapa proses penjelasan, Korban pun mengembalikan SIM saya tanpa ganti rugi dan saling memaafkan kejadian ini dan sama-sama memahami serta mengerti apa yang saling dirasakan, sebelumya saya menggunakan metode pendekatan yang saya namakan pendekatan silaturahmi berbasis komunikasi.

Itulah teman-teman kejituan komunikasi yang perlu kita banggakan dan di kembangkan kemampuanya. Orang lain akan menghargai kita dan menghormati kita karena komunikasi kita. Maka jagalah lidah kita agar tidak melakukan hal-hal yang dapat melukai orang lain. Ingat perasaan orang lain bersifat dinamis, dan perasaan orang lain tidak dapat diterawang. Maka patut kita syukuri sebagai mahasiswa SKPM dan berbanggalah masuk SKPM serta mempelajari Dasar-Dasar Komunikasi.

Hanya itulah yang saya dapat berbagi dengan rekan-rekan berdasarkan pengalaman saya. Kurang lebihnya saya mohon maaf, wabillahhitaufik walhidayah, Wasalmmualaikum wr. wb…….